Lelaki dan Rembulan

Lelaki itu diam seribu bahasa, mendendam rasa merasuk jiwa.
Bertahtakan asa memerintah laksana Rahwana melumat Alengka.
Ditengah kesendirian terus berjalan, melintasi ruang dan waktu bersandar pada imaji.
Para dewa merambah angkara murka, demi waktu yang tak bersisa.
Rembulan di malam hari, menemani senyum getir si lelaki coba merangkai malam dengan sedu sedan.
Udara terasa berat, karena asa menyesak dada menuntut ego bertarung merebut Sinta.


*sayup2 denger suara radio tetangga yg lagi muterin lagu lelaki dan rembulan by frangky and jane*

Komentar

Postingan Populer